Kamis, 18 Juni 2009

Semalam.......


Semalam…

Ketika menghadiri pertunjukan Cie Accrorap di teater tertutup taman budaya Dago. Sebelum pertunjukan dimulai :
Sebelah kanan saya seorang wanita muda bersama pacarnya ngobrol sambil ngutak ngatik iphone dengan sentuhan jarinya, di depan saya Pemuda dengan Blackbery di genggamanya nampak asik berselancar di dunia maya, sebelah kanan saya masih pemuda dengan camera Canon EOS 1D mark III plus lensa putih menempel pada bodynya, tengah mempersiapkan setingan untuk pengambilan gambar.

Sekilas tidak ada masalah. Saya duduk di kursi cukup empuk ini dan nyaman, ditambah cahaya redup udara sejuk maka perlahan membawa suasana menerawang sangat jauh. Kini si sifat iri mulai menjalar keseluruh tubuh saya, sedikt demi sedikit mulai naik seperti kabut menyelimuti sebuah bukit, hingga akhirnya rasa iri tiba di hatiku.
“ aku ingin Iphone ! geretak hatiku.“ sebuah alat itu bak kantong doraemon yang di dalamnya banyak fitur,tools,hingga ada jaringan gaib. Cukup menempelkan jari pada layarnya semua isi dunia sudah ada di tangan. Hati ku panas walau malam itu hawa cukup sejuk.

Saat berusaha mengalihkan ke arah depan bukannya sembuh malah tambah overheart karena melihat sebuah Blackbery. Tak bisa berkata lain, tak bisa bergerak ,hanya melamun saja. Saat mengatur nafas yang sedari tadi tak teratur.
kini malah tambah kacau apalagi hati ini rasanya mulai mau pecah saat melirik Camera EOS 1D mark III,body hitamnya yang tegap malah terlihat angun dan bahenol diremang-remangnya cahaya. Camera yang mempunyai Continuous Speed 10 fps with 110/30 Burst. Belum lagi di dalamnya terpatri DUAL DIGIC III, yang mampu mengatasi semua kondisi cahaya. Lensanyapun mulai memperparah keadaan hatiku, warna putih yang terang mulai mengingatkan kembali kehebatannya dengan bukaan f/3.5.mampu mencomot objek dari kejauhan dengan hasil special tanpa goyang karena tercover oleh Image stablizernya. Kini aku hanya lemes…

bonjuu…kalimat itulah yang menyadarkanku dari suasana “aku ingin” kini aku mulai menyembuhkan diri dengan menyaksikan pertunjukan dance rap yang dibawakan pleh lima pria asal Francis.

Di tengah pertunjukan saat salah seorang dari actor itu menggoyangkan seluruh badannya aku menyadarai semua tadi, bahwa mata dan hati harus kita “sekolahkan”agar senan tiasa sadar bahwa apa yang kita miliki patut di syukuri. Amien.

Medio, Mei 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar